BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya,
terutama air, mineral, oksigen dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida
dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam
mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui
rambut akar. Unsur-unsur makro dan mikro yang diperlukan oleh tumbuhan diserap
dalam bentuk ion-ion dari garam yang terlarut di dalam air.
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Agar air
tetap tersedia, tumbuhan memiliki sistem transportasi air dan garam mineral
yang terdapat di dalam tubuh tumbuhan.Sistemtransportasi
pada makhluk hidup berperan penting dalam mendistribusikan nutrisi yang telah
diambil dari lingkungan menuju seluruh bagian tubuh makhluk hidup. Dengan
terpenuhnya nutrisi maka fungsi dari setiap bagian tubuh dapat berjalan
optimal. Karena struktur anatomi tubuh tumbuhan dengan hewan berbeda, maka
berbeda pula fisiologisnya dalam mentransportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem transportasi pada
tumbuhan?
2. Apa jenis-jenis transportasi pada tumbuhan?
3. Apa jaringan pengangkut pada tumbuhan?
4. Bagaimana penyerapan cairan oleh tumbuhan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian sistem transportasi pada
tumbuhan.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis transportasi pada
tumbuhan.
3.
Untuk mengetahui jaringan pengangkut pada tumbuhan.
4.
Untuk mengetahui bagaimana penyerapan cairan oleh
tumbuhan.
5.
Untuk memudahkan para mahasiswa dalam memahami sistem
transportasi pada tumbuhan.
1
|
D.
Manfaat Penulisan
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini dapat
memudahkan para mahasiswa dalam belajar dan memahami bagaimana sistem
transportasi pada tumbuhan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian sistem transportasi pada tumbuhan
Transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengedaran
zat-zat keseluruh tubuh organisme, mengambil zat-zat yang diperlukan dari
sumbernya untuk diedarkan keseluruh tubuh yang memerlukannya serta mengambil
zat-zat sisa yang tidak digunakan lagi untuk dibuang ke luar tubuh.[1]Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat
hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada
tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan
oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh
tapis (floem).[2]
B. Jenis-jenis Transportasi pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara
pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah yaitu secara
ekstravaskuler dan intravaskuler.
1. Transportasi ektravaskuler
Transportasi ektravaskuler
merupakan pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh
pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah
horisontal. Pengangkutan air dimulai dari epidermis bulu-bulu akar, kemudian
masuk ke lapisan korteks, lalu ke endodermis dan sampai ke berkas pembuluh angkut.
Pengangkutan ekstravaskuler dibedakan menjadi dua,yaitu:
a.
3
|
b.
Transportasi atau lintasan simplas,yaitu bergeraknya air dan garam mineral
menembus bagian hidup dari sel tumbuhan seperti sitoplasma dan vakoula melalui
plasmodesma. Pada jalur simplas,air dapat mencapai xilem bahkan silinder pusat.
2. Transportasi intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler adalah proses
pengangkutan zat yang terjadi di dalam pembuluh angkut, yaitu dalam xilem dan
floem. Proses pengangkutan dalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal. Air
dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xilem).Sedangkan pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan dilakukan oleh pembuluh tapis (floem) dan disebut pula dengan istilah
translokasi.[3]
a. Daya tekan akar
Akar tumbuhan berfungsi menyerap air dan garam baik
siang maupun malam. Ketika terjadi transpirasi di malam,sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion-ion mineral ke dalam xilem.
Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran
ion-ion keluar dari stele. Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan
potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar,menghasilkan suatu
tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut
tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar dapat menyebabkan tumbuhan mengalami
gutasi. Gutasi adalah keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup
pelepasan (hidatoda) pada daun.
b.
Kapilaritas
Pengangkutan
air melalui xilem melalui prinsip kapilaritas. Pengangkutan air memalui
pembuluh kayu (xilem) terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti
rangkaian pipa-pipa kapiler.Daya kapilaritas terjadi karena adanya kohesi
antara molekul air dari akar sampai ke daun secara bersambungan.
c.
Daya Isap Daun
Organ daun
terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata) yang disebut proses
transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilangan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel-sel dibawahnya, sehingga tarikan ini akan
diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air
pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
Dengan adanya transpirasi dapat
membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam
tumbuhan. Transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis
yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Faktor
yang mempengaruhi proses kecepatan transpirasi uap air dari daun adalah:
1)
Temperatur
udara
2)
Intensitas
cahaya matahari
3)
Kelembapan
udara
4)
Kandungan air
tanah.[4]
C.
Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan
Jaringan
pengangkut (vascular tissue) adalah
salah satu kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh
dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Ada dua kelompok jaringan
pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan dan zat hara menuju daun. Sumbernya dapat
berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh
tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gulasukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.
Pada akar dan batang, xilem dan floem biasanya tersusun konsentris, xilem berada di bagian dalam sedangkan floem di
bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian
anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara
keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh atau vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan
meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi. Pada
tumbuhan dikotil antara xilem dan floem dipisahkan oleh lapisan kambium.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat lapisan kambium antara xilem dan floem.
Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun
pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini
akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi
oleh sel-sel khusus, dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) yang secara
fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang khas.
Pembuluh tapis (floem)
biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan
pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun
karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.
1. Xilem
Kata xilem berasal dari
bahasa Yunani kuno yaitu xylon, yang berarti "kayu". Xilem Berfungsi mengangkut air dan zat hara lain
yang terlarut dari akar menuju daun dengan melewati batang. Bagian yang sangat
berperan dalam proses ini adalah pembuluh dan trakeid.
Xilem tersusun atas:
a. Parenkim xilem
b. Serabut xilem
c. Trakeid
d. Pembuluh
Pergerakan air pada xilem
bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang mengayu (mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor penggerak utama
adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran. Gaya kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai
ketinggian tertentu, tetapi tidak membantu pergerakan.
Sel-sel xilem memiliki
beberapa tipe, yaitu trakea
(tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak
memiliki protoplasma. Pada sistem pembuluh
kayu ditemukan pula parenkima kayu, yang mengisi ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu
melekatkan pembuluh-pembuluh tersebut.
Trakea dapat dikatakan
pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi
(pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya
membentuk pipa kapiler memanjang.
Trakeida berukuran lebih kecil
daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga mengalami penebalan pada
dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air
seakan-akan melalui katup-katup. Dinding selnya banyak memiliki noktah-noktah.
Serabut trakeida mirip dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih
tebal sehingga lumennya (ruang dalam dinding sel) sempit dan selnya lebih
memanjang.
Selain trakea dan trakeid xilem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu)
yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xilem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi
sebagai penguat (penyokong).
2. Floem
Pembuluh tapis atau floem berasal dari bahasa Yunaniphloos, berarti "pepagan" adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gulasukrosa, dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya,seperti batang, akar, bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi.
Daun merupakan sumber fotosintat (source),
sedangkan organ lain menjadi penampungnya (sink). Arah pergerakan zat dalam
pembuluh tapis berlawanan dengan pembuluh kayu. Dalam proses ini, bagian yang sangat berperan adalah sel-sel berbentuk
silindris memanjang pada bagian ujung.Floem terdiri atas:
a. Parenkim floem
b. Serabut floem
c. Sklereid
d. Sel pengiring
e. Pembuluh
Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat "aktif"
dalam mengatur pergerakan hara di dalamnya. Dinding sel-selnya tipis dan
memiliki struktur lubang-lubang. Sel-sel buluh tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan setelah "masak" tidak kehilangan protoplasma. Dalam sistem buluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis didampingi oleh
sel-sel pengiring yang lebih kecil.
Translokasi gula diatur oleh
kebutuhan dari organ-organ pada jarak yang jauh dan bergantung pada tahap
perkembangan tumbuhan. Proses yang umum dikenal sebagai aliran tekanan.
Konsentrasi gula yang tinggi di daun akan bergerak ke sel-sel dengan gradien
konsentrasi yang lebih rendah. Pergerakan ini dikendalikan oleh proses biokimia
pada organ-organ lainnya. Sebagai contoh, perkembangan buah dan biji memerlukan
energi tinggi. Proses perkembangan ini akan menarik banyak gula dan
substansi-substansi yang diperlukan dari daun dan organ lainnya. Kompetisi
antarorgan untuk mendapatkan pasokan energi dapat terjadi. Dalam pertanian,
pemangkasan atau pengurangan banyaknya buah kerap dilakukan untuk menekan
kompetisi dan menghasilkan produk dengan ukuran yang dikehendaki pasar.
D.
Penyerapan Cairan oleh Tumbuhan
Mekanisme proses
penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan
transpor aktif.
1. Imbibisi
Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar
dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air
pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa
jam.[5]
2. Difusi
Difusi merupakan perpindahan zat-zat atau molekul-molekul dari daerah
konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik),misalnya
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida saat pernafasan dan
penyebaran setetes tinta dalam air. Difusi dapat berlangsung dalam sel-sel
hidup termasuk pada sel tumbuhan. Isi sel hidup adalah protoplasma yang
merupakan satu larutan. Tubuh tumbuhan dibangun oleh sel-sel tumbuhan yang
setiap selnya memiliki dinding sel dari selulosa. Dinding tersebut umunya
bersifat permeable sehingga dapat dilewati air dan zat-zat yang terlarut
didalamnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi,yaitu:
a. Suhu,semakin tinggi suhu,maka difusi semakin cepat.
b. Kelarutan dalam medium (semakin besar maka difusi juga semakin cepat).
c. Beda potensial kimia (semakin besar maka difusi juga semakin cepat).
3. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui
membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya
bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang terlarut didalamnya. Osmosis
adalah kasus khusus dari transport pasif,dimana molekul air berdifusi melewati
selaput membran yang bersifat selektif permeabel.[6]
4. Transport aktif
Transport aktif merupakan prosespengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan
pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein
kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti
asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele.[7]
PENUTUP
A.
Simpulan
Transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengedaran
zat-zat keseluruh tubuh organisme, mengambil zat-zat yang diperlukan dari
sumbernya untuk diedarkan keseluruh tubuh yang memerlukannya serta mengambil
zat-zat sisa yang tidak digunakan lagi untuk dibuang ke luar tubuh. Jenis transportasi pada tumbuhan ada
dua,yaitu transportasi ekstravaskuler dan transportasi intravaskuler. Selain
itu,jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan juga terbagi dua,yaitu pembuluh
kayu ( xilem) dan pembuluh tapis (floem). Proses penyerapan cairan pada
tumbuhan terbagi empat,yaitu:
1. Imbibisi
2. Difusi
3. Osmosis
4. Transport aktif
B.
Saran
Adapun saran yang dapat
penulis berikan baik bagi diri sendiri maupun bagi pembaca adalah:
1. Hendaknya memupuk semangat rajin membaca karena membaca adalah pintu
menuju pemahaman.
2. Selalu tingkatkan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu.
3. Jangan menganggap belajar sebagai suatu beban tapi anggaplah sebagai kebutuhan
dan hiburan.
11
|
DAFTAR PUSTAKA
Dwiastuti,Erfiyana,Semua Materi Biologi.Yogyakarta,Pustaka Widyatama,2014.
LAMPIRAN
Daftar pertanyaan
1. Ismiatul Auda : Apa yang terjadi pada xilem
dan floem jika terjadi pencangkokan?
2. Apakah fungsi xilem dan floem pada tumbuhan
dikotil dan monokotil?
3. Apa perbedaan utama dan mendasar pada
peristiwa pengangkutan intravaskuler dan ekstravaskuler?
4. Bagaimana proses daya isap daun sehingga daun
dapat membantu sistem transportasi pada tumbuhan?
5. Seberapa penting dan apa manfaat kita
mempelajari sistem transportasi pada tumbuhan?
Jawaban
1. Pembuluh xilem akan mengangkut air, dan zat
yang diserapoleh akar ke daun sehingga daun akan melakukan fotosintesis. Kalau
floem dia akan mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh. Dalam
pencangkokan floem tidak dapat menyebarkan makanan keseluruh tubuh karena kulit
batang tersebut telah dikupas sehingga jalurnya floem tidak dapat dilalui.
2. Fungsi xilem dan floem pada
tumbuhan dikotil ialah:
·
Xilem atau pembuluh kayu berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat
yang terlarut di dalamnya dari akar menuju daun.
·
Floem atau pembuluh tapis berfungsi untuk mengantarkan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan
Fungsi xilem dan floem pada tumbuhan monokotil
ialah:
Pada tumbuhan monokotil xilem terletak
ditengah batang sedangkan floem terletak dipinggir mengelilingi xilem. Fungsi
xilem dan floem pada tumbuhan monokotil sama seperti fungsi tumbuhan dikotil.
3. Transportasi ekstravaskuler merupakan
pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Dalam
proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tahan kedalam tubuh
melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Pengangkutan air dimulai
dengan penyerapan oleh bulu akar, kemudian masuk menuju sel-sel epidermis. Dari
sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel endodermis.
Akhirnya air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel
untuk proses metabolisme tubuh. Pengangkutan ekstravaskuler dapat ditempuh
melalui dua cara, yaitu secara simplas dan aploplas. Sedangkan pengangkutan
intravaskuler berbeda dengan ekstravaskuler. Intravaskuler berasal dari kata “intra”
yang berarti “dalam” dan “vaskuler” yang berarti “pembuluh”.
Pengangkutan intravaskuler adalah pengangkutan air dan zat terlarut yang
terjadi dalam berkas pembuluh xilem dan floem secara vertikal. Pengangkutan air
dan zat terlarut pada tumbuhan diawali dengan penyerapan zat melalui rambut
akar. Kemudian zat tersebut mengalir menuju epidermis. Dari epidermis, air dan
zat terlarut mengalir menuju korteks dan diteruskan ke sel-sel endodermis.
Berikutnya, air dan zat terlarut masuk ke berkas pembuluh xilem akar.
Selanjutnya, air dan zat terlarut diteruskan menuju xilem batang hingga xilem
daun. Didalam xilem daun,zat-zat yang berguna masuk ke parenkim mesofil daun
sebagai bahan proses fotosintesis.
4. Pada daun terjadi penguapan yang disebut
transpirasi. Transpirasi akan menarik air yang ada pada batang dan akar
sehingga air tersebut dapat sampai ke daun. Daya tarik yang ditimbulkan oleh transpirasi ini disebut sebagai daya
isap daun. Jadi, proses daya hisap daun melalui tarikan air pada batang dan
akar sehingga sampai ke daun. Dengan adanya transpirasi ini dapat membantu
tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan.
5. Dengan mempelajari sistem transportasi pada
tumbuhan, kita akan mengetahui bagaimana tumbuhan mengedarkan zati-zat yang
diperlukannya keseluruh tubuhnya sehingga fungsi dari bagian-bagian tubuhnya
dapat berjalan secara optimal. Selain itu, kita juga dapat mengetahui zat-zat
apa yang diperlukan tumbuhan, seperti air, mineral, oksigen, karbon dioksida,
dll.
[1]Erfiyana
Dwiastuti,S.Si.,Semua Materi Biologi,(Yogyakarta:Pustaka
Widyatama,2014), hal 171.
[2]http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.
diakses tanggal 14/10/2016.
[3]http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.
diakses tanggal 14/10/2016.
[4]Erfiyana
Dwiastuti,S.Si.,Semua Materi Biologi,(Yogyakarta:Pustaka
Widyatama,2014), hal 173-174.
[5]http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.
diakses tanggal 14/10/2016.
[7]http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.
diakses tanggal 14/10/2016.
0 comments:
Post a Comment